Langkahnya tertatih-tatih
Raut wajahnya sudah layu bagai daun yang kering
Ia tidur di penghujung jalan
Menatap sekeliling kota
Namun seolah-olah hanya sebuah tatapan kosong
Kepada Ilahi
Ia meminta sesuatu
Bibirnya bergetar menyebut Asma ALLAH
Lirih,hampir tak bersuara
Ia tepikan segala kepenatan di antara ruangan yang sengap
Ia terbaring pula dan mulai membekukan tawa
Hening
Sunyi senyap
Rupanya ia mencoba menatap sekeliling dengan seksama
Hampir bagai orang tak sadarkan diri
Yang masih di ingatnya hanyalah atap-atap langit kamarnya
Aduhai..mungkin bukan kamar
Bukan pula ruangan
Namun hanya peristirahatan yang sangat buruk
Ia mencoba mengingat kembali
Seakan memutar memory
Hendak mengembalikan kenangan lama
tik..tik..tik..tik..
saat itu hujan kembali mengguyur bumi
Berbincang kepada Angin
Dan berbisik kepada Ilalang
Seolah berkata "hati-hati..awas,air hujan ku terlalu banyak mengenaimu"
Namun tak terhiraukan
Hanya hening
Membisu
Lalu berakhir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar