^_^

title

terima kasih sudah berkunjung ke blog yang sederhana ini,jika ingin mengcopi catatan silahkan untuk selalu menyebutkan sumbernya.semoga kita selalu dalam jalan yang haq ini.ditunnggu kembali kunjungannya.syukron jazakallahhu khayron.

Selasa, 11 Desember 2012

ƸӜƷ.¸¸✿¸.•❤•.❀.ƸӜƷ.Ada Sorban Cinta Di Hati.ƸӜƷ❀.•❤•.¸✿¸¸.ƸӜƷ

Kala hati seorang insan tengah berbunga tiada lagi yang mampu menahannya dari semburat wajah merona.
Ia akan menitipkan rindu pada siapa saja yang kian di kenangnya.
Rupa sorban cinta memang tak dapat di deskripsikan namun rupa insan yang berbalut sorban cinta memetakan ruang rindunya dari sudut hati yang terdalam

Lidah tak dapat mengungkapkan bagaimana bahagianya hati ketika itu..
Hati tak dapat pula memetakan sebuah literature untuk mengungkapkannya pada lidah terhadap apa yang tengah di rasa
Kiriman ukhuwah cinta,
Persembahan untaian kata
Alunan rindu di hati
Yang semulanya membalut hati dapat di untai seindah mungkin oleh tinta nan syahdu


Para penyair telah banyak menguntai setiap katanya pada secarik kertas
Seperti tuangan cinta sejati yang di kemukakan oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullahu
Seperti deskripsi madu nan romantis yang di rajut oleh seorang penulis
Seperti sederetan rajutan benang wol yang tengah di untai seorang ibu ketika bermanja dengan pakaian anaknya yang telah sobek
Seperti balutan senyum sederhana dari mulut anak kecil yang tengah nampak bermadu riang.
Lihatlah, Dunia dengan ladangnya nan luas
Telah menyuguhkan segala rasanya pada manusia
Rasa itu kadang seperti garis tangan yang tergambar di tangan bidadari mungil
Bertuliskan keagungan yang mulia

Kadang ia seperti kebijaksanaan anak kecil
Seperti kata manja seorang anak pada ayahnya
Seperti titian jembatan yang tengah di siapkan untuk para pujangga
Seperti sabar dan keikhlasan yang tengah di senandungkan oleh insan yang tengah di uji
Seperti airmata yang tengah melirik kesedihan dan bahagia
Dan seperti tatapan insan di tengah senja dan pagi hari
Yang di pagi harinya
melihat embun menyentuh dedaunan dengan syahdunya
Dan tatapan ketika matahari terbenam
Yang menggoda manusia dengan keindahan aroma senja


Lebih dari sekedar berlian


Aku pernah mengenang bagaimana ia memberiku seikat buah delima
yang ia balut dengan beberapa helai daun lalu meletakkannya di meja hiasku
aduhai.. begitu tradisional tersaji
aku pun mulai mencium keningnya dan mengucap beberapa untaian tanda terima kasih

                                           detik itu, kulihat wajahnya lalu mendudukkannya di ranjang kecilku yg empuk
                                            dengan senyum kecil yang menawan menandakan kesediaannya merangkul erat  tanganku
                                                     
Bunda... sini
itu panggilan mesraku padanya
aku memberinya sepucuk kertas lalu mengerlingkan mataku berharap ia akan membacanya
"tertulis manja di secarik kertas nan teduh"
ku lontarkan pertanyaan untuk Bunda tersayang :) 
                        Bunda..
                        Pernahkah engkau mengenang seseorang?
                        Di kepik telingaku
                       Aku sering mendengar tentang mereka
                       Ku katakan padanya sesekali dengan lembut “apakah ia yang menawan hatimu,bunda?”
                       Kulihat ia begitu sederhana
                       Aku pun tak mengerti
Bunda…
Aku sering bermain dengan seribu taman syahdu kata-kata
Tapi tak pernah ku jumpai sesederhana kata itu
Yang dapat mengalun indah di telingaku
Ingatkah engkau dahulu
Ketika kutanyakan padamu “Bunda, apa yang membuatmu menyukainya?"
Engkau ceritakan bagaimana pertemuanmu dengannya
sehingga hatimu terikat kuat lalu menyatu hingga kini
Aku pernah ingin bertanya "lalu, bagaimana bisa rasa cemburu itu menghujam di setiap jantungmu dan mengalir di setiap darahmu?
karena kau pernah menangis
menangisi wanita yang berjabat tangan dengannya dahulu

Sedangkan aku bunda?
aku tak tahu bagaimana caranya mengurai denyut urat nadi cinta kelak
aku tak tahu bagaimana cara melayani seperti kesempurnaan engkau melayani beliau.
Tapi, bunda..
ingin sekali ku tanyakan padanya kelak
bagaimana engkau bisa mencintaiku?
dan walaupun menusuk dalam ruas tulang ragaku
aku akan tetap bertanya " siapa wanita yang pertama kali hadir dalam hidupmu? ceritakanlah padaku "

bunda mulai menutup kertas yang kusuguhkan 
ku harap ia berkata " sederhanakan ia dengan makna, karena makna LEBIH DARI SEKEDAR BERLIAN ^.^
^Di tahun, tanggal, serta bulan yg tak pernah ku ketahui kapan ^





Kamis, 02 Agustus 2012

(¯´*• Abadilah Cinderajiwa! •*´¯)

“..Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tiada harganya. Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, ia akan tetap tinggal di bumi..” (Ar Ra’d 17)
Dalam temaram cahaya unggun yang meretih di luar jeruji jendela sempit, Ibnu Taimiyah melihat titik-titik bening di mata para muridnya. Ia tersenyum. Kejernihan di sorot matanya menebar, mendesak gemuruh api yang memakan kayu berkeretak. Keteduhan itu, tatapan penuh kasih itu, seperti sapuan salju di dada mereka yang membara. Kemudian, penjara kota Damaskus di tahun 728 H, menjadi saksi kata-katanya yang abadi menyejarah.
”Apa yang dilakukan musuh-musuhku kepadaku? Demi Allah, jika mereka memenjarakanku, inilah rehat yang nikmat. Jika mereka membuangku ke negeri antah, inilah tamasya yang indah. Jika mereka membunuhku, sebagai syahid aku disambut.” Tembok-tembok yang lumutnya mengering hitam, lantai yang mencium mesra wajah sujudnya di malam dingin, dan besi-besi jeruji berkarat diam khidmat.
”Apa yang harus kami lakukan wahai Guru?”
“Beberapa hari ini, Sultan telah melarang penjaga memberiku pena, kertas, dan tinta. Tolong lemparkan arang-arang itu ke dalam.. Sungguh, aku ingin menulis.” Ya, mulai hari itu, dari arang yang menari di atas tembok saksi, salah satu karya besarnya yang berjudul Risalatul Hamawiyah dipahatkan untuk keabadian. Keabadian nama besar seorang Syaikhul Islam. Keabadian da’wah dan jihadnya. Keabadian atas hasad orang-orang kerdil jiwa yang iri padanya.
Ketika ia wafat, buku-bukunya dibakar dan dihancurkan. Muridnya, Ibnul Qayyim Al Jauziyah diarak keliling kota, terikat di atas gerobak sampah. Anak-anak kecil berlarian seiring ejek tawa para dewasa, mengolok, meludahi, dan melemparinya dengan buah busuk. Hari ini, dalam katalog hampir semua perpustakaan orang menjumpai nama Ibnu Taimiyah. Atau di toko buku. Ada. Selalu ada.
Tetapi jika makna abadi bagi sebuah buku hanyalah keberadaan, maka sungguh sederhana ia. Lebih dari itu, ia adalah pewarisan nilai. Apapun itu. Baik atau buruk. Maka dalam Islam ada konsep tentang sunnah hasanah dan sunnah sayyi’ah. Ada keshalihan jariyah, tapi juga ada dosa yang terus mengalir. Inilah pewarisan penuh resiko. Maka apakah yang kau wariskan?
Berbahagialah Ibnu Taimiyah. Setiap huruf yang ia tuliskan tumbuh menjadi dzarrah kebaikan, memicu reaksi berantai yang mengalirkan pahala dari sisiNya. Adakah Niccolo Machiavelli menyesal ketika tahu bahwa Il Principe menjadi sahabat lekat bukan hanya Pangeran Cesare de Borgia –penguasa cerdik yang ia cantumkan di halaman persembahan-, tetapi juga Napoleon dan Hitler? Juga Stalin yang akan menyumbangkan pembantaian 20 juta manusia sebagai tafsir karyanya?
Jika kata adalah sepotong hati, seperti kata Abul Hasan ’Ali An Nadwi, maka semoga buku adalah cinderajiwa. Bagi mukmin sejati, ia adalah sekelumit manikam yang diuntai dari ketulusan terdalam. Ia adalah huruf-huruf yang mengenalkan pahatan makna dari prasasti nurani penulisnya. Maka sucilah buku sebagaimana suci jiwa yang menuangkan inspirasinya. Maka abadilah buku, sebagaimana abadinya niat suci penulisnya. Meski, mereka masih manusia. Ada salah ada lupa.
Anggun dan bijak Imam besar ahli hadits, Syamsuddin Adz Dzahabi berkata tentang Ihyaa’ ’Uluumiddin karya Al Ghazali, ”Kalau saja tidak ada ilmu musthalahul hadits, maka inilah salah satu buku terbaik sepanjang masa.” Ya, iapun mengabadi hingga kini meski kita tak menyaksikan bagaimana penulisnya kemudian menyadari indahnya hadits-hadits shahih Rasulullah. Abu Hamid Al Ghazali wafat dengan Shahih Al Bukhari terpeluk erat di dadanya. Niat sucinyalah yang mengabadi.
Niat suci. Ikhlas. Allah telah membuat perumpamaan yang indah tentang keikhlasan.
”..Di antara kotoran dan darah, ada susu yang khalis, -ikhlas, murni-, mudah ditelan bagi peneguknya..” (An Nahl 66)
Laiknya susu yang murni itu, keikhlasan mengambil tempat dalam ancaman ketakmurnian. Ada kotoran dan darah. Tetapi susu itu murni, bergizi, bermanfaat, dan mudah ditelan. Sungguh jika seorang penulis ikhlas, ia –hati, ucapan, tulisan, dan tindakannya- akan murni, bergizi, bermanfaat, dan mudah ditelan. Mudah dicerna, menjadi energi jiwa. Aduhai sungguh malang meminum susu bercampur sedikit kotoran atau darah. Kalaupun tak muntah, jadilah penyakit. Semalang mencerap buku yang ditulis tanpa keikhlasan. Tetapi.., betapa sulitnya ikhlas itu.

Syukurlah, sejarah mencatat nama Abul Faraj ibnul Jauzy. Ia bukan raja, bukan penguasa, kata Anis Matta dalam serial cintanya. Tetapi 50.000 orang yang hadir tiap kali ia menggelar majelisnya di Baghdad senantiasa menitikkan air mata bersamanya merasai keagungan Allah. Melalui lisannya, 30.000 orang yang tersesat kembali ke pangkuan hidayah. Dan tulisan-tulisannya pun mengabadi. Seperti Shaidul Khathir, yang oleh ’Aidh Al qarni disebut, ”Buku paling bagus dan paling menarik yang pernah saya baca.”
Masih ada banyak makna ketika buku adalah cinderajiwa seorang mukmin sejati. Seperti Fathul Barii, penjelasan paling mengagumkan atas Shahih Al Bukhari. Ia adalah saksi atas doa seorang Ibnu Hajar Al ’Asqalani, ”Ya Allah, jadikan diriku melebihi Adz Dzahabi!” Bukan iri, bukan sombong, atau arogan. Hanya sebuah perlombaan indah untuk meraih ridha Allah. Maka ketika Imam Asy Syaukani diminta mensyarah buku yang sama, ia menjawab, ”Laa hijrata ba’dal Fath, tiada hijrah setelah Fathul Makkah, tiada syarah sesudah Fathul Barii.”
Ya, cinta. Sebagai cinderajiwa terkadang buku juga mengabadikan cinta penulisnya. Cinta yang besar, cinta yang agung, cinta yang suci. Betapa tulus seorang ibu membesarkan putera yatimnya dalam papa, maka sang putera pun mencintainya. Inilah kisah Asy Syafi’i dan ibundanya. Kelak, untuk sang ummi, ia menulis buku induk fiqihnya yang luar biasa. Ia memberinya judul Al Umm, Sang Ibunda.
Buku, sang cinderajiwa juga menjadi sisi lain yang mengutama. Hasan Al Banna memang berkata, ”Saya tidak mencetak buku, saya mencetak kader!” Tetapi kecintaannya yang begitu tinggi pada da’wah tak dapat ditutupi dari Majmuu’atur Rasaail, kumpulan risalah kecilnya dan bahkan Mudzakkiratud Da’wah wad Da’iyyah, memoarnya yang ditujukan untuk da’wah dan para da’inya.
Atau, cinderajiwa itupun mengabadikan ruh perjuangan, spirit menyala, dan jihad penulisnya. Benarlah ’Abdullah ’Azzam ketika mengatakan bahwa sejarah Islam hanya ditulis dengan nuansa dua warna. Hitam tinta para ’ulama dan merah darah para syuhada’. Ia, lelaki yang meninggalkan duduk manis mengajar mahasiswa untuk tegak mengokang Kalashnikov di antara hujan peluru itu telah menuliskan kedua warnanya untuk kita.
Saat hadir pertama kali, di jalanan Kairo 8000 jilid Fii Zhilaalil Quraan dibakar. Cukuplah memiliki Ma’alim fith Thariq sebagai alasan untuk memasuki penjara perang Abdel Nasser sepuluh tahun lamanya. Subhanallaah. Sesungguhnya, tak seorangpun mengetahui kapan dan di mana ruhnya pergi dipanggil Ilahi. Tetapi Sayyid Quthb, lelaki kurus dengan kata-kata menyala yang menulis kedua buku itu telah meyakini dan menuliskan kalimat ini jauh sebelum kematian menjemputnya:
Kalimat-kalimat kita menjadi boneka lilin
Jika kita mati untuk mempertahankannya
Maka saat itulah ruh merambahnya
Hingga kalimat-kalimat itu hidup selamanya
Kalau saja dia hanya bicara, kata-kata ini akan menjadi hampa. Tetapi Sayyid Quthb menyongsong janji pada Rabbnya. Ia menjemput syahidnya. Maka salam untuknya, ”Kalimat-kalimat itu hidup selamanya.. Abadilah cinderajiwa!”
sepenuh cinta,

sumber : http://salimafillah.com/abadilah-cinderajiwa/

Selasa, 31 Juli 2012

Ya Abi Ummi (bapakku Ibuku) , Aku Anakmu, Bukan teroris

“Bismillah, ini adalah sebuah surat dari seorang ikhwahfillah kepada kedua orangtuanya yang semoga dapat kita jadikan ibroh.. bahwa memberi pengertian kepada orangtua haruslah dengan lemah lembut karena Islam itu lembut dan bahwa orangtua harus senantiasa kita muliakan.. walaupun Alhamdulillah saya tidak mengalami seperti ini dari kedua orangtua saya, tetapi saya dapati relatif banyak yang mengalami ini.. bagi yang mengalaminya, semoga Alloh menguatkan untuk tetap istiqomah dan semoga Alloh senantiasa memberi hidayahNya bagi kita dan keluarga serta menunjukkan kita semua jalan yang lurus yang Alloh Ta'ala Ridhoi, aamiin.. dan semoga dengan berbagi ini, dapat membantu ikhwahfillah dalam menyampaikannya dengan cara yang ma'ruf..”


Ya Abi Ummi (bapakku Ibuku) , Aku Anakmu, Bukan teroris

Abi, Ummi, maukah membaca suratku? mendengar sedikit cerita dariku?

Tentang ISLAM yang begitu indah..

Tentang ISLAM yang begitu damai..

Spt tertuang dalam ayat Al Qur’an : “Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)

Sebuah dakwah ISLAM yang luar biasa indah..

sangat lembut hingga aku sadar ISLAM itu LEMBUT

Dari sana aku mulai belajar tentang ISLAM secara menyeluruh..

Tentang Tauhid yang ESA, tentang aqidah islamiyah, tentang fiqh, tentang adab bermuamalah, hukum-hukum dan segala sesuatu tentang ISLAM.
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.“﴾ Al Baqarah:208 ﴿ 

Subhanallah..

Ya Abi wa Ummi..

ISLAM itu sungguh SEMPURNA

Dari sana aku tahu,

Bagaimana caranya berbakti kepada kalian

Hanya dengan amalan ringan yang sebelumnya aku sepelekan, ternyata itu bisa mendekatkanku dengan jannah.

na’am, itulah BIRRUL WALIDAIN

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". ﴾ Al Ahqaaf:15 ﴿

Subhanallah.. ISLAM ternyata MUDAH.

Dari sana aku juga tahu..

Mengenai segala perkara tentang kaum WANITA.

Mulai dari pakaian, jilbab, adab keluar rumah, adab berbicara dan adab lainnya, juga ketika kaum ini menjadi seorang istri dan menjadi ibu seperti Ummi..

Ada banyak hal yang dipelajari disana..

Dan dari sana aku tahu ISLAM itu sangat MEMULIAKAN WANITA.

Dari sana juga aku tahu apa pentingnya ilmu..

Semua amalan hendaknya didasari ilmu.

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. ﴾ Al Israa':36 ﴿

Dan ilmu itu akan kita dapatkan dengan terus mencarinya.

Ilmu itu cahaya dan ilmu itu warisan para Nabi.

Dan aku ingin termasuk menjadi orang yang mendapatkan warisan yang besar itu..

Oleh karenanya aku ingin terus mencarinya, karena ilmuku masih sangat sedikit..

Ummi tidak perlu khawatir dengan penampilanku saat ini,

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. ﴾ Al A'raf:26 ﴿
" Ada 3 golongan yang tidak akan dilihat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di hari kiamat, tidak dilihat dan tidak disucikan ( dari dosa) serta mendapatkan azab yang sangat pedih, yaitu pelaku Isbal (musbil), pengungkit pemberian dan orang yang menjual barang dagangannya dengan sumpah palsu." (HR. Muslim, Ibn Majah, Tirmidzi, Nasa'i).
*Musbil (pelaku Isbal) adalah seseorang yang menurunkan sarung atau celananya kemudian melewati kedua mata kakinya.

“Abdullah bin Umar berkata : Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam : Janganlah kamu menyerupai orang-orang Musyrikin, peliharalah jenggot kamu dan tipiskanlah kumis kamu”. HR al Bukhari, Muslim dan al Baihaqi.
“Dari Aisyah berkata : Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam : Sepuluh perkara dari fitrah (dari sunnah nabi-nabi) diantaranya ialah mencukur kumis dan memelihara jenggot”. HR Ahmad, Muslim, Abu Daud, at Tirmidzi, an Nasaii dan Ibn Majah.

Dan bagi wanita :
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan perempuan-perempuan mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Ahzaab 59)

Jangan pikirkan apa kata sebagian orang,

Bukankah Ummi yang melahirkan aku? Bukankah Ummi yang merawat dan mendidikku?

Ummi lebih tahu aku dari pada mereka..

insyaAlloh aku tidak akan mengkhianati kepercayaanmu juga Abi.

Mengapa mereka melabeli fanatik atau ekstrim..

Apakah karena berbeda dengan kebiasaan?

Bukankah kita tidak boleh menjadikan kebiasaan sebagai suatu kebenaran, tetapi jadikanlah kebenaran sebagai suatu kebiasaan?

Dan kebenaran itu datangnya hanya dari Alloh Ta’ala..

"Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?". ﴾ Al Baqarah:170 ﴿

Kita mempunyai teladan terbaik di muka bumi ini yaitu Rosululloh shalallahu ‘alaihi wassalam

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." ﴾ Al Ahzab:21 ﴿

Aku bukan pemberontak penguasa

Aku bukan golongan teroris

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." ﴾ An Nisaa:59 ﴿      
        


Oleh karena itu, Rasululloh Shalallahi ‘Alaihi Wassallam memerintahkan kita tunduk dan taat pada penguasa/ulil ‘amri, selama itu tidak melanggar perintahNya seperti jika melarang kita sholat misalnya (na'udzubillahimindzalik)

Jika Bapak Ibu mendapati sederet mahasiswa/i para aktifis dakwah ikhwan bahkan akhwat berdiri berbaris sambil membawa spanduk, berteriak dan berorasi di bawah teriknya jalanan..

Dan Ummi berfikir, “jangan-jangan anakku ikut dalam deretan itu..”

Maka ku pastikan aku tidak akan pernah ada di deretan itu Ummi

Tidak! Tidak akan pernah ikut ‘aksi’ istilah kerennya..

Karena itu bukanlah adab seorang muslim..

"Barangsiapa yang ingin menasehati penguasa maka janganlah menyatakannya di depan umum terang-terangan. Hendaklah ia mengambil tangan penguasa tersebut (ke tempat tersembunyi). Maka bila penguasa itu mau mendengar nasehat tersebut, itulah yang dikehendaki. Tetapi bila tidak mau mendengarnya, sungguh penasehat itu telah menunaikan apa yang diwajibkan atasnya." Hadits tersebut Shahih riwayat Ahmad, Ibnu Abi Ashim, Al-Hakim, Al-Baihaqi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ad-Dhilal hal.507 no.1096.

Dan jika Abi wa Ummi mendapati orang yang suka mengkafirkan oranglain

Mendapati golongan yang menganggap diri paling benar serta berbuat kerusakan

Ketahuilah bahwa aku juga bukan golongan mereka

Aku bukan orang yang suka mengkafirkan orang lain Ummi..

Abu Dzar juga menuturkan hal yang sama dari Rasulullah Shalallahi ‘Alaihi Wassallam:
“Siapa yang menyeru kepada seseorang dengan sebutan kekafiran atau ia mengatakan: wahai musuh Allah, sementara yang dituduhnya itu tidak demikian maka sebutan tersebut kembali kepadanya.” (Shahih, HR. Muslim no. 61)

Ibnu ‘Umar berkata: Rasulullah Shalallahi ‘Alaihi Wassallam bersabda:
“Apabila seseorang menyeru kepada saudaranya: Wahai orang kafir, maka sungguh akan kembali sebutan kekafiran tersebut kepada salah seorang dari keduanya. Bila orang yang disebut kafir itu memang kafir adanya maka sebutan itu pantas untuknya, bila tidak maka sebutan kafir itu kembali kepada yang mengucapkan.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6104 dan Muslim no. 60)

Karenanya mengkafirkan seorang muslim yang tidak melakukan salah satu pembatal keislaman sangatlah berbahaya..

Olehnya, yang berhak memvonis murtad hanyalah para hakim syar’i dan ahli fatwa yang diakui keilmuannya.

Adapun yang merealisasikan hukumannya adalah pemerintah kaum muslimin, selain itu hanya akan melahirkan kekacauan..


Selain itu, aku ingin Ummi tahu, aku mendambakan sosok wanita sholihah

Bukankah Ummi juga mendambakan menantu demikian?

Tempat seorang muslimah bukan di jalanan, tapi di dalam rumahnya.

Bukan bernyanyi, berteriak, berorasi yg bisa dengan bebas disaksikan puluhan pasang mata..

Wanita itu aurat dan fitnah amat sangat dekat dengan kita.

Akan lebih mulia ketika kita menjaga diri.

Aku ingin berusaha menjaganya.. menjaga diriku sendiri…

Karena wanita sholihah pun mendambakan lelaki sholih

“… dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)..”. ﴾ An Nuur:26 ﴿


Ketika Abi dan Ummi menyaksikan pemberitaan di televisi tentang sekelompok orang dengan penampilannya yang kata orang ‘ekstrim’ : berjenggot, bercelana cingkrang, berjilbab lebar..

Dan kalian berkata kepadaku “kenapa kamu berpakaian seperti mereka? Tidakkah kamu takut, bila ternyata kamu diintai Densus 88?”

Maka ku yakinkan

AKU BUKAN TERORIS!

Aku bukan golongan mereka.

Mungkin penampilanku hampir atau bahkan sama dengan mereka.

Tapi apakah bijak menyalahkan seseorang hanya karena pakaiannya?

Bukankah Rosululloh shalallahu'alaihi wassalam berjenggot?

Bagaimana bila para teroris itu memakai dasi atau pakaian safari yang sering Abi kenakan?

Apakah Abi mau dituduh demikian?

Demi ALLAH yang jiwaku ada ditanganNya…

Aku berlindung dari pemahaman mereka…

Aku berlindung dari pemahaman kaum khawarij.

Jihad itu asalnya adalah mulia. Sehingga jihad itupun ada aturan-aturannya.

Mereka bilang ingin memberantas kemaksiatan, menghancurkan orang kafir.

Tapi apa mereka tahu, hukum menumpahkan darah sesama muslim? Membunuh orang kafir yg sudah melakukan perjanjian dan dalam perlindungan pemerintah?

“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya”. (QS. An-Nisa`: 93)

“Siapa yang membunuh kafir mu’ahad ia tidak akan mencium bau surga dan sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun”. (HR. Al-Bukhary no. 3166, 6914, An-Nasa`i 8/25 dan Ibnu Majah no. 2686).

Allah berfirman:
“.....Dan janganlah kalian membunuh diri kalian, sesungguhnya Allah adalah Maha penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (An-Nisa: 29-30)


Karenanya, Sungguh…

Jangan kalian menghukumiku seperti mereka…

Pakaian dan penampilan yang mereka kenakan tidak salah

Justru mereka melestarkan Sunnah Rasululloh yang semakin memudar..

Tapi PEMAHAMAN mereka yang sempit…

Bukan seperti itu ISLAM yang dicontohkan Rasululloh dan para shahabatnya..

ISLAM adalah agama yang sempurna yang menebar rahmat..

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. ” (an-Nahl: 125)

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Ali ‘Imran: 159)

Sufyan ats-Tsauri t berkata, “Seseorang tidak boleh menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar melainkan jika ia memiliki tiga perangai: lemah lembut dalam mengajak dan melarang, bersikap adil dalam mengajak dan melarang, serta berilmu tentang apa yang diajak dan dilarangnya.” (al-Wara’, al-Imam Ahmad hlm. 166)

Rasulullah Shalallahi ‘Alaihi Wassallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Mahalembut. Ia mencintai kelembutan dalam setiap hal. Ia akan memberikan (kebaikan) pada kelembutan sesuatu yang tidak Ia berikan pada kekerasan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar….” (Ali Imran: 110)

Nabi Shalallahi ‘Alaihi Wassallam juga bersabda:
”Tidaklah sikap lemah lembut itu ada dalam sesuatu, melainkan akan menghiasinya, dan tidaklah sikap lemah lembut itu dicabut dari sesuatu, melainkan akan menghinakannya.” (HR. Muslim no. 4698, Abu Dawud no. 2119, dan Ahmad no. 23171, 23664, 23791)

Dan terakhir, semoga aku, Abi wa Ummi serta seluruh ummat muslim senantiasa dibimbing Allah Ta’ala agar berada dijalan yang lurus yang Allah Ta’ala Ridhoi, aamiin..
"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".(An Naml 19)

 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
..Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa Anta astaghfiruka wa atubu ilaik..

copas dari fb : Yuanita Sarah

Kamis, 17 Mei 2012

>>KETIKA TANGISAN TENGAH MENYANDANG CINTA<<(karena engkau masih yg terindah)

Bismillah..
“Ada rasa yang terhentak perlahan saat senarai “embun” pagi tengah mengabarkan berita lara.Mungkin tanpa tersadar air mata cinta akan berjatuhan ala kadarnya, maka tenanglah wahai hati akan hadir tunas oksenaira yang akan menyeru sekumpulan padang nantinya untuk mengumpulkan kuncup bunga-bunga lalu memberi titah pada mahkota sari untuk memekarkan bunga kecil dan besar”.
Ketika cobaan berjalan beriring,maka ia akan bertengger di suatu posisi yg sangat peka untuk di sentuh.Seringkali manusia di hadapkan dalam hidupnya bagaimana sepandai-pandainya dalam memanage hati saat ujian cinta-NYA telah hadir dan menepi.Lantas suara-suara senandung airmata selalu saja menetes dan tak dapat di bendung kembali.Menangis itu wajar,namun harus sesuai dengan komposisinya.

Mungkin ada banyak hal yg tidak bisa di rasakan kecuali saat anda menangis.Menangis memberikan sejumlah rasa lega,dan nyaman bagi pelakunya.Menurut hemat kami,menangis itu indah dan banyak mengandung beberapa manfaat.Anda akan di manjakan dengan regangnya otot-otot yg kian kaku karena aktivitas sehari-hari.
ketika seseorang yang anda cintai misalnya meninggalkan anda karena ia telah kembali di sisi-NYA maka menangis adalah hal yg wajar namun seperti yg tadi kami katakan sebaiknya tetap pada batas kewajaran.Menangis tidak membutuhkan  latihan atau sebuah pengalaman.Dalam artian orang bisa saja menangis tanpa harus mengemukakan sebab atau tanpa harus menemukan sebab kenapa ia harus menangis.Dan faktor ini biasanya ada di sebagian para wanita.

Ketika sosok yang anda cintai telah meninggalkan anda untuk selamanya maka ini merupakan ujian hati yang seharusnya mampu menguatkan anda.ALLAH telah menuliskan takdir-NYA pada setiap hambanya.Jika kenikmatan dan kasih sayang kini melekat di jalur hidup anda maka suatu saat pun ALLAH akan menguji anda dengan mengambil sebagian atau keseluruhan dari kasih sayang dan kenikmatan tersebut.Wajar jika anda mengeluarkan air mata karena di tinggal oleh seseorang yg anda cintai.Wajar  jika anda mengadegankan sejumlah ungkapan hati cinta dan kesedihan karena anda adalah sosok wanita yg teramat dalam merasa.
Membentuk sebuah jiwa yang tegar,adalah bentuk dorongan yang harus kami apresiasikan bahwa anda memang wanita tabah.Namun,layaknya kami yg terkapar,melakoni hal tersebut tak mudah di lakukan walau lisan tengah berbuih berdakwah.Sedikit dari kaum kita yang seharusnya bertengger pada dahan yg rendah namun ingin bertengger di dahan yg lebih tinggi.Jika kami mengadegankannya,kami katakan bahwa kami tak kuat menghadapi serbuan angin.

Di riwayatkan dari Hudzaifah bin Al-Yaman Radhiyallahhu Anhu,dari Nabi Shalallahhu Alaihi Wassalam,Beliau Bersabda,

"Cobaan di tampakkan kepada hati sebagaimana tikar yg di anyam sehelai demi sehelai.Mana pun hati yg di susupi cobaan itu,maka di torehkan satu titik hitam di dalamnya,dan mana pun hati yg mengingkarinya,maka di torehkan satu titik putih di dalamnya,hingga cobaan itu ada di atas dua hati:Di atas hati yg putih seperti batu yg putih,yg tidak dapat di masuki mudharat oleh satu cobaan pun selagi masih ada langit dan bumi,dan yg lain hitam pekat seperti jangkit cubung yg terbalik,tidak mengenal yg ma'ruf,kecuali apa yg menyusup ke dalamnya dari hawa nafsunya."

(HR.Muslim)
>>menangislah..sebagai tanda rasa cinta>>

Ketika berbicara tentang airmata maka adegan cinta akan terpatri dalam setiap hati.Menangis itu karena cinta dan kadang memanah pelakunya dalam bentuk seni yg indah,khususnya bagi kaum wanita.Bukan saja sebuah kalimat yg teranggap indah namun menangis memiliki estetika yg sangat menawan di mata pelakunya.Tanpa kita sadari,manusia tidak akan pernah terlepas dari rasa menangis.Khususnya pun bagi seorang pria.Kami kutip beberapa sandungan kata penuh kejujuran dari sebuah tulisan sang sastrawan piawai:
tangisan itu ada dan lelaki tetaplah sosok berperasa. Hanya saja, ia lebih berani untuk tidak membulirkan air matanya di hadapan kalian. Kerapkali tetesan bening itu tersembunyi di balik raut mukanya. Kerapkali, air mata itu tertumpah di sepertiga malam terakhir saat sujud di hadapan ar-rahman…”

Dapat kami tuangkan sebuah makna dalam susunan kalimat tersebut bahwa lelaki pun telah mengadegankan semburat cinta pada dirinya.Bahkan ketulusan sebuah airmata dapat di persembahkannya pada hal yang sejatinya benar-benar harus ia sembunyikan.Bukankah mereka begitu lihai?mereka telah piawai dalam menyembunyikan identitas kelemah-lembutan mereka.Apakah mereka malu mengadegankan cinta lalu menyemburatkannya sebagai dentuman airmata sayang?Oh..tidak..
Mereka hanya ingin membentuk kejantanan mereka di hadapan istri dan anaknya kelak agar ketabahan dan kesabaran airmata sang pejantan akan menjadi hamparan-hamparan teladan dari keperkasaan dunia.Ketika pola ini sampai pada titik tengah dimana keberadaan seorang pejantan tangguh berusaha untuk memberikan motivasi pada airmata istrinya yg sedang gundah atau pun menangis.Mereka hendak berpikir lantas jika istri kami,anak kami,dan ibu kami menangis siapakah yg akan menghapus airmatanya dengan cinta?memeluknya dan memberikan kecupan hangat padanya?sementara relung-relung hati ikut bergemuruh dan airmata tak dapat terbendung?oh tidak..biarkan kami menyemburatkan rasa ini sebagai pemberian kado terindah menghibur yg sedang duka lara.
>>Tenanglah,Ada yang akan membasuh dengan cinta..
Silahkan anda menangis jika itu membuat anda merasa lebih nyaman.Kami harap tunas oksenaira akan memekarkan wanginya kembali setelah melakoni hal tersebut.
beruntunglah para wanita yang telah bersandang menjadi seorang istri.Jika dahulu semasa gadis ia menyalurkan air mata untuk dirinya dan ar-RABB MAHA CINTA maka kini bertambah pula pelita jiwa yang akan menghapus airmatanya.Tentu saja seorang lelaki yg telah halal baginya.Maka tenanglah wahai para istri jangan takut untuk mengungkapkan segalanya.Bisa saja seorang suami akan menghibur dengan kata-kata penuh mesra dan manja mungkin ia akan berkata
**“Ummi,cantik deh kalau nangis tapi tambah cantik kalau senyum”**

**“jangan sedih lagi ya ummi,,abi yg ganteng akan beliin eskrim..ummi mau ya?”
hiks..hiks..(masih menangis,tapi…senyum berkembang)mau abi..pesen eskrim kesukaan ummi ya?yg rasa coklat dan vanilla.oya bi..yg ada kismisnya juga ya abi sayang
glek!!mikir sejenak(hihi..padahal lagi nangis ummi mintanya kayak orang lagi ketiban duren aja)**memulai topic**ehm..bagaimana kalau abi pilihan aja buat ummi?(senyum yg paling menawan berkembang^_^)
boleh..memangnya abi mau kasih ummi eskrim apa?
eskrim yg gak di jual di manapun kecuali ada di abi
(???)emangnya ada ya bi?--__--
ada kok mi..
apa itu bi?
eskrim cinta dari mata abi ^_^

**“abi takut deh sama ummi kalau nangis..
hiks..hiks..(menangis sambil terheran-heran)kenapa abi takut sama ummi?ummi jelek ya kalau nangis?(suara tangisan tambah besar)
gak kok ummi sayang..^^ummi tetep cantik walau lagi ngapa-ngapain.
terus yg abi takutin dari ummi apa?T.T
abi takut kalau airmata ummi nantinya habis..
(??)loh..emang bisa ya bi?
bisa kok ummi..atas seizin ALLAH^^tapi selain itu abi gak seneng deh ngeliat ummi nangis?
loh kenapa lagi bi..?
karena airmata ummi itu seharusnya untuk abi seorang(hihi..abi yg egois)
ihh..>. (akhirnya terjadilah main kejar-kejaran antara abi dan ummi hihi^_^)

<>
Wahai saudariku,kami baru saja di timpa sebuah kesedihan.Jujur kami akui air mata pun tak mampu kami bendung sedemikian rupa seperti nasihat yg kami katakan. Adakalanya air mata ini mengalir tanpa tersadar ketika melihat apa yg almarhumah suka dan apa yang almarhumah inginkan dahulu.Ingin kami katakan melalui suara dawai-dawai cinta yg tengah mengepakkan sayapnya di relung hati ini bahwa sejatinya kami sungguh mencintainya.Tak sempat pula kami katakan padanya untuk sekedar mengucap kata maaf jika selama ini hati tak pernah sanggup untuk jujur tentang kondisi hati.

Dan di waktu ini..
Kembali kami rasakan getaran-getaran syahdu yg kian di putar memory tentang bagaimana beliau melukiskan senyum,nasihat,inspirasi dan motivasi bagi hati yg lemah.Kadang ketika menatap embun,kami teringat kembali pada hidup yang telah mengukir namanya di sana.ya!embun!itulah yg mengingatkan kami kepada nama yg sejatinya terpanggil “EMBUN”.
Ingin kami memeluknya dengan ucapan mesra namun apalah daya diri yang lemah ketika ALLAH telah mentakdirkan ia tak bersama kami kembali untuk sementara di dunia.

“Ia adalah kakak kami yang tercinta yang sejatinya telah mengikat pernikahan kurang lebih 2 bulan ini”.

“Ia adalah kakak kami yang tersayang yang sejatinya tengah mengandung si cabang bayi yang berumur kurang lebih 1 bulan”.


Dan kini ia pun telah menghantarkan senyum terakhir pada orang-orang yang di cintai walau tak sempat kami dapat mengucapkan kata cinta dan maaf.

walau tak sempat kami utarakan seluruh gundah dan bahagia di hati.


walau tak sempat kami wujudkan mimpi dan harapannya pada kami.



YA RABB! Sungguh tak ada kuasa yg mampu menyaingi kehendakmu.Sungguh betapa engkau telah curahkan kasih dan cinta kepada kami sehingga ENGKAU izinkan kami memiliki orang-orang yang shalih dan shalihah di sisi kami.Lantas jika saat itu ENGKAU ingin mengambil sebagian atau keseluruhan dari kenikmatan ini maka tak ada kesanggupan hati ini untuk melawan kehendak-MU.

>>Mari menatap “jendela” dahulu..

Ketika kami sampai pada pembahasan ini,kami akan mengajak anda mengarungi betapa banyaknya orang terdahulu yang telah menempuh ujian cinta dari-NYA melebihi ujian cinta-NYA pada kami saat ini.Lihatlah adegan cinta dan kesabaran yang di lakukan oleh para shahabiyah.Duh..masya ALLAH sungguh malulah hati kami kala bercermin pada kisah mereka.Misalnya seperti episode kisah Ummu Sulaim (tabah membawa berkah) saat anaknya telah di panggil oleh-NYA.Beliau masih bisa melukiskan senyum cinta pada suaminya atau episode kisah istri Rasulullah dan para Nabi lainnya.Masya ALLAH..kami pun benar-benar sungguh malu.

“Dan, ALLAH telah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dada kalian dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hati kalian.ALLAH Maha Mengetahui isi hati.” (Ali Imran:154)
“Mereka itulah orang-orang yang telah di uji hati mereka oleh ALLAH untuk bertakwa.Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al-Hujurat:3)

“Dan,Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya)” (Al-Anbiya’:35)
Dan untuk suami serta orang tua Almarhumah kami ungkapkan tanda kekaguman atas ketabahan dan kesabaran yang tercipta.Semoga rahmat ALLAH dan ridho-NYA akan selalu menghimpun raga pada jalan takwa dan fatwa.

~~seuntai kata penulis untuk almarhumah :
kakak..kepergianmu tentu akan meninggalkan bekas rindu dan kenangan pada kami terutama bagi suamimu.Kami yakin beliau pasti lebih sedih dari hati ini.Namun,jangan khawatir kak,ia begitu tabah malah ia tersenyum dan bersyukur atas cobaan ini.Ia begitu tabah kak..oya kak..kami pun akan mengenangm.Kami teringat kata-katamu dahulu,kau sempat berkata:”jika kakak tiada bagaimana nanti kakak akan di kenang oleh kalian?” ehm..kami akan mengenangmu lewat embun pagi kak..kami mulai menyukai apa yang engkau suka karena ALLAH.Insya ALLAH..kami tidak akan bertindak berlebihan.^^Maafkan kami,jika mengungkapkan segalanya saat ini dan tidak mengucapkannya dahulu.Maafkan kami jika tak pernah jujur curhat padamu ketika kau sempat menanyakan “ada apa dek?”pada hati ini.^^Kak..kami akan selalu tersenyum.Kami berjanji insya ALLAH tidak akan terlarut dalam kesedihan yang mendalam.Kami hanya bisa berdoa untukmu.Doa yang tentunya menghadirkan nuansa cinta padamu karena ALLAH.^_^


Senin, 09 April 2012

Dan Untukmu,kuracik bumbu dalam makna



Wahai wanita..
Akan kami bahas seluruhnya tentang keindahanmu di sini..
Dan bagaimana sejatinya engkau berhak meracik hidupmu yang sewajarnya
Tidakkkah engkau tahu wahai saudariku..
Kitalah yang umpamanya menjadi bahasan menarik dalam tangan sastrawan muda Duh..masya ALLAH..
kitalah yang tergambarkan sebagai sosok bidadari bermata jeli
Tahukah kau bidadari mata jeli itu?
Ialah wanita yang menitikkan air mata demi cintanya kepada ILAHI
Ialah yang meneteskan benih-benih rindu pada Rasulullah dan sahabat terdahulu
Dan ialah yang kesejatiannya pada suami telah memekarkan kecemburuan bidadari di surga
Ada beberapa bagian darimu yang sangat menarik untuk di bahas
Ada banyak sisi keemosionalan hatimu yang akan merubah haluan hati sang penulis

Dari jauh sudah ku lirik tentang dirimu
Ia yang bertahtakan emas dalam hatinya
Ia yang menyebarkan wewangian surga di setiap senyumnya
Aduhai..masya ALLAH tak ada bahasan yang paling terindah bagi seorang sastrawan muda selain membahas aura dirimu
Wahai wanita..
Kembali akan kutenun komposisi kata ini
Dan akan ku mulai ajak estetika tulisan ini mengalir
Wahai wanita adakah ia kelembutanmu bertengger mesra di antara langit-langit sehingga bidadari surga yang sangat cantik jelita benar-benar cemburu dengan dirimu?
Tangan kami bergetar..Hati kami,mata kami ikut pula berdecak..
Bukan berdecak kagum namun berdecak akan hebatnya wanita menuai sebuah fitnah
Bahkan tulang-tulang otot kami mulai melemas
Ketika Rasulullah menggambarkan betapa banyaknya wanita yang akan berada dalam Neraka

Diperlihatkan kepadaku neraka kebanyakan penghuninya kaum wanita karena kekufuran mereka. Para sahabat bertanya, "Apakah mereka kufur kepada Allah?" Nabi Saw menjawab, "Mereka mengkufuri pergaulan dan kebajikan (kebaikan). Apabila kamu berbuat ihsan kepada seorang dari mereka sepanjang umur lalu dia mengalami sesuatu yang tidak menyenangkannya dia akan berkata, "Kamu belum pernah berbuat baik kepadaku." (HR. Bukhari)

Dalam sisi lain pun sebuah hadist menerangkan betapa lemahnya hati wanita yang akan menenggelamkannya pada jurang kemaksiatan:

Wahai kaum wanita, aku tidak melihat dari suatu kaum (orang-orang) yang lemah akal (pemikiran) dan lemah agama lebih menghilangkan hati orang-orang yang sehat akal dan benaknya dari pada kamu (kaum wanita). Aku telah menyaksikan neraka yang penghuninya paling banyak kaum wanita. Maka dekatkanlah dirimu kepada Allah sedapat mungkin. (HR. Bukhari)
Duh..masya ALLAH..kami pun kembali mulai bergetar ketika melukiskan betapa takutnya Rasulullah Shalallahhu alaihi wassalam ketika menatap,mengajakmu berbincang :

Tiada aku meninggalkan suatu fitnah sesudahku lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada godaan wanita. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan untukmu wanita,kami harap bunga-bunga shalihah akan selalu melekat pada hatimu.Dan untukmu lelaki, tahanlah pandanganmu terhadap indahnya wanita agar nafsu yang ada dapat terkendali sedemikian rupa.


katabahu al fakir ilalllah

^Azza Wa Jalla^

(Nabila)

Rabu, 28 Maret 2012

Sihir Kami dengan Pesona Kata-katamu (Teruntuk Sepasang Merpati)

Kami biarkan tinta menjelmakan diri menjadi suara hati bidadari bumi. Semoga engkau pun tersihir..

***

Kuracik kata-kataku ini teruntuk kalian sebagai seorang suami yang mendambakan sejuknya surga di beranda rumah. Begitu pula untuk kalian sebagai laki-laki yang sedang menyiapkan atau akan menuju jenjang pernikahan. Atau bahkan teruntuk kalian yang telah lama mengayuh biduk rumah tangga dan ingin kembali membangun puing-puing cinta yang sempat terkoyak. Semoga Allah ‘azza wajalla memudahkan segala urusan kita.


>>Inilah Kami dalam Surga Minimu

Engkau pasti tau bahwa kami adalah wanita yang selalu bertugas mengurus rumah tangga, menyiapkan makanan, mencuci piring dan pakaian dan seabrek kegiatan lainnya. Kami adalah perhiasan dunia bagimu dan sebaik-baik perhiasan itu adalah kami yang berusaha menjadi sholehah lalu istiqomah diatas agama ini.

Kami pula adalah ibu bagi anak-anakmu. Kami berusaha menjadi sekolah sehingga mampu mendidik mereka menjadi punggawa-punggawa bermanhaj nubuwwah yang akan menyebarkan agama Allah. Kami laksana samudera kasih sayang yang tiada bertepi sehingga mereka menjadi tangguh menyusuri terjalnya kehidupan..


>>Ijinkan kami Sedikit Mengeluh

Pernah suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam didatangi para wanita guna mengeluhkan sikap suami mereka yang suka memukul. Mendengar hal itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam langsung berdiri dan mengatakan, ”aku telah didatangi istri-istri yang mengeluhkan perangai suami mereka yang suka memukul. Aku ingatkan (para suami), jangan sembarangan memukul istri kalian…”. (HR. Abu Dawud).

Wahai para suami, lihatlah para shahabiyah mengeluhkan suami mereka. Mengeluh yang bersifat konstruktif yaitu dengan niat memperbaiki dan membina namun bukan mengeluh dengan kata-kata cacian apalagi penuh kepasrahan. Sebab itu maka melalui tutur ini, ijinkan kami mengeluh dengan penuh cinta..


>>Sihir Kami dengan Pesona Kata-katamu

Ketahuilah bahwa setiap wanita dari segala tingkatan umur sangat membutuhkan ungkapan lembut yang dapat menyentuh gejolak emosinya dan tabiat kewanitaannya. Kami juga membutuhkan sebuah pengakuan perasaan bahwa diri kami memiliki nilai dalam kehidupanmu, memiliki tempat khusus di hati dan perasaanmu sebagai suami.

Karena itu sihirlah kami dengan kata-kata cintamu. Ungkapkanlah dengan penuh senyum tulus. Janganlah engkau pendam perasaan itu. Jadilah engkau suami yang romantis yang mampu membuat kami berkhayal menjadi permaisuri raja di permukaan bumi.

Cobalah engkau pandang mata kami, diamlah beberapa detik sambil tetap menatap hitam bolanya.. lalu ungkapkanlah:


“aku mencintaimu duhai istriku.”

“aku begitu bahagia kala Allah menjadikanmu sebagai belahan jiwaku”.

“engkau begitu istimewa bagiku”

“aku rindu dengan masakanmu”

“sayang, kenapa engkau mampu membuatku terpikat?”


selanjutnya engkau akan meilhat kami begitu berbeda. Tatapan kami akan tertahan untuk waktu yang lebih lama dari biasanya. Ada semacam keengganan untuk memalingkannya. Biasanya diikuti dengan mata yang berbinar dan pupilnya membesar. Alisnya sedikit terangkat. Kami akan tersenyum namun terkadang disertai dengan malu-malu. Lebih jelasnya terjadi perubahan otot-otot disekitar bibir lalu sedikit terbuka.


Atau tulislah ungkapan tersebut pada secarik kertas, lalu taruhlah di atas meja makan, diatas bantal atau ditempat lain. Apalagi menyertakan bunga..
 


Duhai suami

Cobalah engkau saksikan mereka yang pacaran namun sudah mampu menjadi pujangga bagi wanita yang tak sah menjadi pasangannya. Mereka mampu membius para gadis dengan ungkapan gombal yang dibumbuhi omong kosong belaka.

Namun engkau??? Engkau lebih berhak dari mereka karena engkau adalah pasangan kami di dunia dan akherat yang dirajut diatas untaian tali pernikahan yang sah.

Tahukah engkau bahwa kami akan merasa bahagia ketika mendengar ungkapan cinta yang dapat menggetarkan relung jiwa meski usia kami telah lanjut dan pernikahan telah lama terajut??? Kata-kata yang menyentuh gejolak hati akan dapat mewujudkan kebahagiaan rumah tangga sepasang merpati. Sebagian rumah tangga yang sepi dari ungkapan tersebut akan dilanda kehancuran dan menjadikan istana rumah tangga berada di tepi jurang kehancuran jikalau kami tidak memiliki agama atau memiliki agama yang tidak kuat…

Baiklah, kami tunggu ungkapan itu….


*****

Sumber tulisan :

1. Nikah Tanpa Masalah.. oleh Dr. Samihah Mahmud Gharib
2. Membaca Pikiran Lewat Bahasa Tubuh. Oleh Diana Eka Putra
3. Tulisanku yang berjudul "Syahdunya Jiwa Kala Berburu Ilmu di Taman Surga"

Diaptasi dari naskah buku kami yang berjudul "Dan Bermekarlah Kuncup-kuncup Bunga Keimanan"

Yani Fachriansyah Muhammad As-samawiy
(Fachrian Almer Akira)

Mataram, di penghujung Maret 2009. Beberapa menit sebelum adzan dZuhur