Pada bilah-bilah bambu kecil
ku goreskan rindu di parahiyangan
menari mendekap masa
mengagungkan sebuah hal dalam ego
Layaknya tinta dalam polpen
ya..!itulah ibaratnya hidup kami
dalam gelap
terang
dan dalam pekatnya kabut kehidupan
wahai insani
kami telah bosan
mendengar badai dahsyat dari mulutmu
kami telah jenuh
meminta senyummu hadir disini
Duhai malam..
kabarkanlah...
kabarkanlah kini tentang situasi bintang
katakan bahwa mereka telah merengkuh kebiadaban hidup
katakanlah juga pada ilalang
jangan mudah untuk tertiup angin
karena kami tak ingin ia goyah
Insani..
sungguh pandangan kami telah buyar karena mu
ahh..bodohnya kami
sudahlah
cukup kau hayati ini saja
karena kini kami tak mampu mendengarmu
kami hanya bisa melihat dan membisu tanpa makna
Ahh...sudahlah
mungkin kau memang tak bisa
selamanya takkan pernah bisa
tuk ucapkan satu kalimat
dari sepenggal kata yang ku cipta
ku goreskan rindu di parahiyangan
menari mendekap masa
mengagungkan sebuah hal dalam ego
Layaknya tinta dalam polpen
ya..!itulah ibaratnya hidup kami
dalam gelap
terang
dan dalam pekatnya kabut kehidupan
wahai insani
kami telah bosan
mendengar badai dahsyat dari mulutmu
kami telah jenuh
meminta senyummu hadir disini
Duhai malam..
kabarkanlah...
kabarkanlah kini tentang situasi bintang
katakan bahwa mereka telah merengkuh kebiadaban hidup
katakanlah juga pada ilalang
jangan mudah untuk tertiup angin
karena kami tak ingin ia goyah
Insani..
sungguh pandangan kami telah buyar karena mu
ahh..bodohnya kami
sudahlah
cukup kau hayati ini saja
karena kini kami tak mampu mendengarmu
kami hanya bisa melihat dan membisu tanpa makna
Ahh...sudahlah
mungkin kau memang tak bisa
selamanya takkan pernah bisa
tuk ucapkan satu kalimat
dari sepenggal kata yang ku cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar