"ada rajutan indah yang terbungkus apik dalam bingkai kehidupan ini.Ada sunggingan senyum penuh bahagia yang nampak merona diantara ukhuwah ini".
Inilah hamparan taman bunga kerinduan yang melukiskan sebait cinta dalam terjalinnya ukhuwah ini.Ada masa haru dan canda saat kami mulai menjelajahi setiap sisi perbincangan dibalik sudut kehidupan ini.Ada masa penuh rindu yang terbentang luas disetiap jalinan ukhuwah yang terikat.Dalam untaian kalimat yang terkapar,ukhuwah ini begitu indah terasa.Surut langkah berjalan seakan tak henti ingin bertemu dengan para pejalin ukhuwah.
"Merekalah mentari yang tampak merona dikala senja telah hadir,dikala duka telah mendekap dan dikala denting waktu berjalan menghampiri yg semakin dekat dan terus singgah dalam kehidupan".
Jika hati dapat berucap jelas,ingin rasanya merajut kalimat sederhana dari tuangan kasih yang belum terselesaikan ini.Ketahuilah sungguh aku menyayangimu wahai saudariku..Subhanallah walhamdulillah dalam tahap pertama tak ada semburat luka yang tersaji dalam setiap kepingan kisah.Jika dapat terlukiskan aku tak mampu membendung kerinduan yang sudah lama melekat ini.Dari jajakan pendapat hati yang bermuara pada aura malam kutepikan segala cinta dan kasih yang kembali terapung dalam sekian titik embun pagi.
Saudariku ketahuilah,inilah deretan kalimatku tentang indahnya ukhuwah yang telah terjalin.Ini untaian deru malam yang terlahir dari hati seorang hamba yang kerdil.Kami pun tak berharap lebih dari ukhuwah ini hanya saja ada rasa yang membuat kami ingin menjalin silaturrahmi denganmu.
*ketika untaian ukhuwah ini menggema*
Masih menjelajahi betapa indahnya semua ini.Lidahpun serasa tak mampu dibekukan kembali sehingga ada obrolan-obrolan manis penuh canda diantara bait-bait kisah ini.kadang bahkan sering,ada obrolan kasih tiada tanding yang terucap ketika lidah mulai beraksi.Ikhwah fillah izinkan kami untuk memaparkan lebih lanjut tentang beberapa masalah yang sering terkait dalam ukhuwah ini.Begitu pun kami berharap jika masalah ini tak secara berlebihan terungkap sehingga kami pun merasakan ada kesalahan dalam setiap lisan yang terucap.
"inilah pernyataan lisan tentang obrolan manis ketika ukhuwah telah terajut.Ada kala ia dapat menghujam hati dan bahkan darah seorang muslim dan mukmin yang suci serta bertauhid dapat tertumpah karena lisan.
Saudariku,lisan inilah yang akan menggemparkan benih-benih suci yang telah tertanam di sekian hati para khalifah.Lisan inilah yang memisahkan ukhuwah panjang yang telah lama hadir di hidup.Ia mampu merobek jantung secara perlahan sehingga tercipta kata"pisah"dalam hubungan kami,denganmu.Bahkan lisan inilah yang mampu membuat muslimah terlihat "tak layak"ketika menggunakan kelembutannya dengan kalimat yang tak pantas diucapkan.Tak dapat kami pungkiri jika bahasa yang dipergunakan kadang mampu menusuk hati dan membiarkan sekujur raga menahan sakit.Masya Allah..bahkan ada beribu keluhan yang mereka tampilkan dalam mengawali ukhuwah ini sehingga ada simpati yang tertanam pada salah satu pihak.
Saudariku yang dimuliakan oleh Allah subhanahu wata'ala mari kita mencoba mereguk indahnya ukhuwah ini dengan lisan yang terjaga tanpa harus ada kata yang dapat menyinggung dari rajutan paragraf ini.Dan dengarlah ketika ukhuwah ini menggema menjadi lisan yang tak selayaknya,cobalah balut ia dengan untaian yang mampu menjadikan kita muslimah yang sebenarnya.Kami pun tak berharap ada sandiwara yang sengaja hadir di antara hal ini.Kami pun tak ingin jika ada kata-kata pahit yang mendera di hati saudari sekalian.Dan dengarlah...
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba apabila berbicara dengan satu kalimat yang tidak benar (baik atau buruk), hal itu menggelincirkan dia ke dalam neraka yang lebih jauh antara timur dan barat.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6091 dan Muslim no. 6988 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Dan pada perkara yang sama,lisan akan memberikan ta’bir (mengungkapkan) tentang baik-buruk pemiliknya.
Bahkan lebih parah,jika lisan digunakan untuk memancing perdebatan atau bentuk "negatif"lainnya..
"Abu Hatim rahimahullahu: “Lisan orang yang berakal berada di belakang hatinya. Bila dia ingin berbicara, dia mengembalikan ke hatinya terlebih dulu, jika terdapat (maslahat) baginya maka dia akan berbicara. Dan bila tidak ada (maslahat) dia tidak (berbicara). Adapun orang yang jahil (bodoh), hatinya berada di ujung lisannya sehingga apa saja yang menyentuh lisannya dia akan (cepat) berbicara. Seseorang tidak (dianggap) mengetahui agamanya hingga dia mengetahui lisannya.”
Maka carilah lisan yang terlantun indah dalam ukhuwah ini..
Mu’arrifh Al-‘Ijli rahimahullahu: “Ada satu hal yang aku terus mencarinya semenjak 10 tahun dan aku tidak berhenti untuk mencarinya.” Seseorang bertanya kepadanya: “Apakah itu wahai Abu Al-Mu’tamir?” Mua’arrif menjawab: “Diam dari segala hal yang tidak berfaidah bagiku.”
(Lihat Raudhatul ‘Uqala wa Nuzhatul Fudhala karya Abu Hatim Muhamad bin Hibban Al-Busti, hal. 37-42)
Inilah akhir ukhuwah yang indah jika mampu mengontrol lisan yang telah di pinang.Bukan dengan mengumbar pembicaraan semau sendiri.Masya Allah..maka dari itu penulis pun sadar akan untaian yang telah dirajutnya.Semoga bermanfaat untuk kita semua.
Jazahumullah khair al-jaza' wa zadahum min fadhlihi warohmatihi...
^Katabahu Al-Faqir ilalloh 'Azza wa Jalla^
(Nabila)
Jum'at 01 juli 2011 pkl 23.13
Inilah hamparan taman bunga kerinduan yang melukiskan sebait cinta dalam terjalinnya ukhuwah ini.Ada masa haru dan canda saat kami mulai menjelajahi setiap sisi perbincangan dibalik sudut kehidupan ini.Ada masa penuh rindu yang terbentang luas disetiap jalinan ukhuwah yang terikat.Dalam untaian kalimat yang terkapar,ukhuwah ini begitu indah terasa.Surut langkah berjalan seakan tak henti ingin bertemu dengan para pejalin ukhuwah.
"Merekalah mentari yang tampak merona dikala senja telah hadir,dikala duka telah mendekap dan dikala denting waktu berjalan menghampiri yg semakin dekat dan terus singgah dalam kehidupan".
Jika hati dapat berucap jelas,ingin rasanya merajut kalimat sederhana dari tuangan kasih yang belum terselesaikan ini.Ketahuilah sungguh aku menyayangimu wahai saudariku..Subhanallah walhamdulillah dalam tahap pertama tak ada semburat luka yang tersaji dalam setiap kepingan kisah.Jika dapat terlukiskan aku tak mampu membendung kerinduan yang sudah lama melekat ini.Dari jajakan pendapat hati yang bermuara pada aura malam kutepikan segala cinta dan kasih yang kembali terapung dalam sekian titik embun pagi.
Saudariku ketahuilah,inilah deretan kalimatku tentang indahnya ukhuwah yang telah terjalin.Ini untaian deru malam yang terlahir dari hati seorang hamba yang kerdil.Kami pun tak berharap lebih dari ukhuwah ini hanya saja ada rasa yang membuat kami ingin menjalin silaturrahmi denganmu.
*ketika untaian ukhuwah ini menggema*
Masih menjelajahi betapa indahnya semua ini.Lidahpun serasa tak mampu dibekukan kembali sehingga ada obrolan-obrolan manis penuh canda diantara bait-bait kisah ini.kadang bahkan sering,ada obrolan kasih tiada tanding yang terucap ketika lidah mulai beraksi.Ikhwah fillah izinkan kami untuk memaparkan lebih lanjut tentang beberapa masalah yang sering terkait dalam ukhuwah ini.Begitu pun kami berharap jika masalah ini tak secara berlebihan terungkap sehingga kami pun merasakan ada kesalahan dalam setiap lisan yang terucap.
"inilah pernyataan lisan tentang obrolan manis ketika ukhuwah telah terajut.Ada kala ia dapat menghujam hati dan bahkan darah seorang muslim dan mukmin yang suci serta bertauhid dapat tertumpah karena lisan.
Saudariku,lisan inilah yang akan menggemparkan benih-benih suci yang telah tertanam di sekian hati para khalifah.Lisan inilah yang memisahkan ukhuwah panjang yang telah lama hadir di hidup.Ia mampu merobek jantung secara perlahan sehingga tercipta kata"pisah"dalam hubungan kami,denganmu.Bahkan lisan inilah yang mampu membuat muslimah terlihat "tak layak"ketika menggunakan kelembutannya dengan kalimat yang tak pantas diucapkan.Tak dapat kami pungkiri jika bahasa yang dipergunakan kadang mampu menusuk hati dan membiarkan sekujur raga menahan sakit.Masya Allah..bahkan ada beribu keluhan yang mereka tampilkan dalam mengawali ukhuwah ini sehingga ada simpati yang tertanam pada salah satu pihak.
Saudariku yang dimuliakan oleh Allah subhanahu wata'ala mari kita mencoba mereguk indahnya ukhuwah ini dengan lisan yang terjaga tanpa harus ada kata yang dapat menyinggung dari rajutan paragraf ini.Dan dengarlah ketika ukhuwah ini menggema menjadi lisan yang tak selayaknya,cobalah balut ia dengan untaian yang mampu menjadikan kita muslimah yang sebenarnya.Kami pun tak berharap ada sandiwara yang sengaja hadir di antara hal ini.Kami pun tak ingin jika ada kata-kata pahit yang mendera di hati saudari sekalian.Dan dengarlah...
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba apabila berbicara dengan satu kalimat yang tidak benar (baik atau buruk), hal itu menggelincirkan dia ke dalam neraka yang lebih jauh antara timur dan barat.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6091 dan Muslim no. 6988 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Dan pada perkara yang sama,lisan akan memberikan ta’bir (mengungkapkan) tentang baik-buruk pemiliknya.
Bahkan lebih parah,jika lisan digunakan untuk memancing perdebatan atau bentuk "negatif"lainnya..
"Abu Hatim rahimahullahu: “Lisan orang yang berakal berada di belakang hatinya. Bila dia ingin berbicara, dia mengembalikan ke hatinya terlebih dulu, jika terdapat (maslahat) baginya maka dia akan berbicara. Dan bila tidak ada (maslahat) dia tidak (berbicara). Adapun orang yang jahil (bodoh), hatinya berada di ujung lisannya sehingga apa saja yang menyentuh lisannya dia akan (cepat) berbicara. Seseorang tidak (dianggap) mengetahui agamanya hingga dia mengetahui lisannya.”
Maka carilah lisan yang terlantun indah dalam ukhuwah ini..
Mu’arrifh Al-‘Ijli rahimahullahu: “Ada satu hal yang aku terus mencarinya semenjak 10 tahun dan aku tidak berhenti untuk mencarinya.” Seseorang bertanya kepadanya: “Apakah itu wahai Abu Al-Mu’tamir?” Mua’arrif menjawab: “Diam dari segala hal yang tidak berfaidah bagiku.”
(Lihat Raudhatul ‘Uqala wa Nuzhatul Fudhala karya Abu Hatim Muhamad bin Hibban Al-Busti, hal. 37-42)
Inilah akhir ukhuwah yang indah jika mampu mengontrol lisan yang telah di pinang.Bukan dengan mengumbar pembicaraan semau sendiri.Masya Allah..maka dari itu penulis pun sadar akan untaian yang telah dirajutnya.Semoga bermanfaat untuk kita semua.
Jazahumullah khair al-jaza' wa zadahum min fadhlihi warohmatihi...
^Katabahu Al-Faqir ilalloh 'Azza wa Jalla^
(Nabila)
Jum'at 01 juli 2011 pkl 23.13
1 komentar:
Aku ingin lisanku menjadi di belakang hatiku, hingga hujamannya tak merobek walaupun perlahan hati orang.. Allohumma taqobbal minni
Posting Komentar