^_^

title

terima kasih sudah berkunjung ke blog yang sederhana ini,jika ingin mengcopi catatan silahkan untuk selalu menyebutkan sumbernya.semoga kita selalu dalam jalan yang haq ini.ditunnggu kembali kunjungannya.syukron jazakallahhu khayron.

Rabu, 29 Juni 2011

Ini sebuah kebodohan dan rasa indah dari muslimah

Kuretaskan  mimpi dan mulai terkontaminasi dalam sebuah hal.aku pun diam seraya menyerukan klise klise yang telah nyata dihadapku.Disinilah terbentuknya jiwa kritisi dari suara hati yang terdalam.Inilah suara lampau yang tertanam dan kini akan tersirat dengan pasti.Ketahuilah..bahwasanya manusia menyisipkan dua hal dikehidupannya.Namun sulit baginya untuk menghapus jejak atas sebuah hal yang telah disisipkannya.Bagi akhwat,itulah perumpamaan sederhana namun amat rumit untuk diterka lebih dalam.Layaknya semut yang beriringan menyapa sang pagi dengan antenna liliput,gumam suara hati bergemuruh saat sang waktu mulai berjalan tanpa henti dan terus menerus menjangkiti hati.

Layaknya bidadari yang terkapar,mengepakkan sayap diantara kaki langit,mereka para akhwat membentuk keindahan tersendiri yang mampu menyedot kumbang-kumbang di antara tanaman bunga.Kadang mereka liar,namun ada beberapa yang masih mengontrol diri hanya karena ALLAH.Saat senja,ilalang pun mampu menumbuhkan kontroversi diantaranya.Kadang dengan hal itu mereka mampu membuat sensasi-sensasi baru di dunia nyata dan maya.
Sebagai akhwat,tentunya penulis pun prihatin.Penulis mengakui bahwa kekhilafan itu bisa terjadi.Namun penulis berharap semoga keparahan tidak menjangkiti alunan kehidupannya.Dikisahkan oleh penulis,pernah penulis membuka jejaring social yang rasanya tak asing lagi terdengar ditelinga ikhwah fillah sekalian(Facebook).Tentunya beranda adalah hal awal yang ditampilkan saat membuka facebook.Sebenarnya penulis tanpa sengaja menelusuri isi dari beranda tersebut..kira-kira tepat pada saat  diarahkan kebawah..penulis menangkap “literature”yang tak pantas untuk ditampilkan.Hal yang lebih parah,ditambah dengan adanya comment dari mulut-mulut yang tak“beradab”.Astaghfirullahhal’adzim..Naudzubillahhimindzalik..ikhwah fillah tak hanya itu yang penulis temukan dalam jejaring social tersebut.Bahkan ada diantaranya yang hampir membuat penulis bergemuruh ingin melabuhkan emosi..namun sungguh istighfarlah yang tepat untuk menemani penulis kala membaca status tersebut.Tak dapat dipungkiri kami dapati seorang akhwat mengumbar kebodohan mereka..dengan menghina Nabi Besar Muhammad Shalalllahhu alaihi wassalam sebagai(aduhai…astaghfirullahhal’adzim..rasanya tak mampu penulis menuliskan kalimat tersebut).Betapa tidak penulis kecewa dan ikut merasa malu,mereka menggunakan keelokan wanita dengan tutur katanya yang halus namun mampu menusuk hati muslimah lainnya dan muslim lainnya.Beberapa kalimat bahkan mampu terucap seribu kata pedas dalam setiap susunan kalimatnya dalam menghina Nabi Muhammad.
ISTIGHFAR..ISTIGHFAR..ISTIGHFAR..HANYALAH ITU YANG MAMPU MEREDAM KEMARAHAN PENULIS SAAT  ITU”.
Tak ayal lagi,berurutan komentar memenuhi ruang status diantara batasan nilai yang tak seharusnya di layangkan.
*ketika daun berguguran*
Bergemericik diujung dunia.ia tak singgah disini hanya saja ia mencoba menengok keadaan ummati sekalian.
telah goyah gejolak gelora di setiap nafas..telah surut langkah kaki untuk melintas diperbatasan.hanya semu tiada tanding menghampiri setiap serpihan jiwa kala kata telah dibisikkan”
masih merupakan sebuah awal bagi kami “saat angin meniupkan ilalang menjadi kontroversi.dan ketika ilalang mulai menarikan kata diatas secarik kertas yang tak mampu kami bahas sebelumnya”.inilah untaian para penyair dalam goresan seorang hamba yang kerdil yang kan menggapai mardhatillah.
Ucap janjimu dalam satu kata sehingga kau mampu berbaur dengan kami lagi.namun jangan ucapkan hal yang tak ingin kami dengar kembali karena kini kami memiliki jalan yg lebih halus dari sebelumnya.
Ketika mereka tahu dunia hanyalah perantara..
Ikhwah fillah..kami tak pernah menyangkal seumpamanya kalian adalah sang penghujat diantara celah hidup kami namun ingatlah bahwa kami tak pernah berucap jika kalian hanyalah penabur benih dosa dalam kehidupan.Kami hanya mencoba mengatakan sebuah hal yang termaktub dalam al-qur’an wal hadist.Dan sekiranya kalian tahu apa yang kami dapatkan dari ini sesungguhnya kalian akan berpaling dari kekufuran.padahal telah Nampak dihadapan kalian berupa bukti yang nyata.
Banyak kisah yang tak mampu untuk kami paparkan sesudah ini.merekalah yang melihat peralatan makan berbahan logam bak melihat tarantula beracun.merekalah yang menggumamkan sebuah intuisi

kami tertawa dalam diam dan kami masih tetap menyimpan sejuta rahasia itu.
tahukah kalian sekiranya kami berdiri di antara puncak gunung tertinggi kami tahu jika suatu saat nanti akan terjatuh sehingga akan terasa perih malah akan mampu merenggut nyawa kami.
Seumpamanya kami mengibaratkan semua itu maka terlaksanalah sudah ujung tombak akan menancap diantara ulur hati kami.Namun tidakkah kau berpikir jika semua itu secara perlahan akan semu..
dan janganlah mencoba untuk membiarkan kami terkapar lebih lama disini.badan kami telah pegal,rautan wajah kami mulai kuyu,keringat kami bercucuran bagai hujan,seandainya kami ibaratkan maka ember besar pun tak mampu menampung keringat yang telah ada dipeluh kami.
masya ALLAH terlalu berlebihan jika kami mengatakan kalian salah satu penghujat dunia.masya ALLAH..tak pantaslah lisan kami bertutur bahwa kalian adalah penabur benih dosa diantara lidah kami yang kelu.kami bukan pengecut yang dipikirkan oleh sebagian otak kecil kalian.kami hanya ingin menghindari beberapa persoalan yang membuat rajutan kata kami terlalu berlebihan sehingga sebuah trotoar malah memperburuk keadaannya dengan menambahkan duri-duri yang menusuk dan menghambat setiap langkah yg terlewati.

*ini sebuah rasa dalam keadaan muslimah masa kini*
Bismillah.....
Tak ada kalimat yang terindah dalam setiap ucapan lembut seorang muslimah kecuali saat bibir ini bergetar melukiskan kegetiran hidup tanpa ada satupun keluhan.
kadang ada kata yang tak mampu kami definisikan secara jelas tentang kami ataupun mereka.
Mereka layaknya kami,dan kami pun layaknya mereka,namun bukan bagian utama dari sisi kehidupan yang akan terbentuk dalam kehidupan kami.
Sekiranya ada jalan yang penuh dengan onakan duri,kami siap berjalan diatasnya.Pernah kami mengira bagaimana mereka bisa setegar itu?apakah kami mampu menjadi seperti mereka?
Diantara kalimat yang pernah terucapkan.Bertuturlah lidah ini dalam kekakuan yang luar biasa dahsyatnya.suara kami hampir tak terdengar.kami berupaya untuk memahami selaksa makna kehidupan.Kami siap untuk memperkuat hati dan mulut dalam setiap jalan yang telah kami tempuh.

'"inilah kisah yang akan terukir indah dalam kalimat yang kami rajut"
"inilah gejolak hati yang mampu menggetarkan dunia kami"
dan inilah sebaris makna yang mampu membuat kami tersenyum penuh rindu"
kami hantarkan beribu senyum dan rasa bangga penuh haru ketika kembali menuai kisah ini.Tak henti-hentinya kami mencoba untuk tetap bersandar pada dinding tembok dengan beberapa bantal dikamar kecil kami.Rasanya tak bosan jika kami berusaha membuka lembar demi lembar dari buku usang yang telah lama kami simpan ataupun saat kami sedang membuka situs-situs penuh jaminan untuk kami "muslimah".Sebenarnya banyak kisah yang membuat kami tak mampu membulirkan air mata dalam setiap lembar ataupun dari beberapa paragraf yang telah terbaca dan terekam secara berurut dalam otak kecil ini.

Tidak ada komentar: