lidahku masih berbaur kepahitan.aku mencoba tuk merangkai kata demi kata dalam bait sebuah puisi.namun memang masih belum sempat teraba olehku maksudnya.
sekilas pandangan ilahi merobek setiap relung jiwa ini..membaca isyarat dalam sebuah praduga yang tak terduga.perihal itu memang menjadikan jiwaku lebih goyah dari sebelumnya.mulai saat itu ku istirahatkan jari jemari yang kian pegal dalam lirihnya.beruntung tak ada jiwa yang terluka namun masih khawatir akan sebuah janji belaka.
janji yang ku petik itu padanya memang kini kuakui menumbuhkan penyesalan terhadap relung jiwaku.namun aku pun tak berdaya melawan kontroversi ilalang.kontroversi yang membuatku roboh dalam dekapan duniawi.
Disini akan ku paparkan tentang kisahku.kisah seorang wanita tak berdaya yang hendak melawan kesaktian zaman yang kian ternodai.tersadar bahwa waktu tak berpihak padaku.namun beban tersebut kian memberontak dalam sandiwara hidupku.mungkin tak layak bagiku untuk mengemban sebuah rasa yang memang tak dapat kuraih artinya.mungkin aku terlalu egois untuk menafsirkan hidup ini dengan jiwa sentimental.
sering aku berharap akan menumbuhkan hakikat hidup ini yang akan ku lekatkan juga pada mahligai sang petinggi.namun apakah mungkin?apakah mungkin....?
seperti yang kau ketahui wahai akhi..aku memang tak mampu menyempurnakan segala perasaan ku ini padamu.aku memang tak layak menjadi bagian dari hidupmu.
Di penghujung semalam tadi..aku mulai tersadar bahwa aku mulai salah untuk memilihmu.sejak awal perjodohan,kita memang tak pernah menyatu dalam berkata.kita tak pernah sependapat dalam menafsirkan sebuah pemahaman.Aku tahu gunjatan nafsu memang berada pada titik acuan kesadaran.
Aku tahu bahwasanya kepahitan itu kita torehkan bersama-sama diatas kanvas hitam.
kau pun menyadarinya.kau pun mengakui dan meletakkan perjanjian diatas sebuah secarik kertas padaku.Hingga akhirnya..kau pun menumpahkan puing-puing kepahitan itu dalam setiap mimpiku.
kau layangkan beribu macam kata hanya untuk janji yang hanya bualan belaka.ahh...tak ingin ku ingat lagi semua itu.hingga akhirnya otakku tak mampu menembus memory yang terdalam tentang perihal diriku.dan sekarang apa yang kudapat darimu..apa yang akan ku tuangkan untuk khalayak ramai.siapa aku sebenarnya?
akhi..takkah kau rasakan kesakitan ku dalam pangkuan kebijakan manismu(baca:bualan belaka)..??
ahh...aku memang bodoh untuk dirimu..namun kini biarlah itu berlalu dalam badai yang menerjang.biarlah itu menjadi hikmah terbesar bagiku.dan pergilah..pergilah sejauh mungkin kau bisa..
biarlah aku tetap berada disini dalam kebodohan yang akan mulai tersadarkan.
Namun..masihkah ada untukku berada dalam sebuah kesempatanNYA?
adakah hatiku akan terampuni untuk kesekian kalinya..?
Duhai RABB..penguasa insani..
ampunkan kekhilafan dalam tawa canda dahulu..
ampunkan kekhilafan yang masih ternaungi oleh sandiwara palsu ini..
karena aku hanya ingin..
hanya ingin kembali pada keagungan arsyMU
untuk kembali menghapuskan kiasan hidup dalam kontroversi ilalang..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar